BEM Banten: Anomali 100 Hari Kinerja Bupati Serang, Industri Bukan Hanya Satu, Pengangguran Nomor Satu
Table of Contents
![]() |
Bagas Yulianto, Bem Banten Bersatu. |
STCPOS.ID | Koordinator Umum BEM Banten Bersatu Bagas Yulianto menyoroti kinerja 100 hari Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Serang yang dinilai tidak menunjukkan langkah progresif dalam menjawab persoalan rakyat.
Alih-alih menghadirkan terobosan, kepemimpinan daerah justru memperlihatkan anomali: potensi industri yang besar tidak diiringi dengan penyerapan tenaga kerja yang signifikan.
Industri Ada, Tapi Pengangguran Tertinggi
Kabupaten Serang dikenal sebagai basis kawasan industri nasional. Namun, faktanya angka pengangguran terbuka masih berada di 9,18% atau 79.520 jiwa jauh di atas rata-rata nasional (4,8%).
Kondisi ini memperlihatkan bahwa keberadaan industri belum menjamin kesejahteraan rakyat.
Koordinator Umum BEM Banten Bersatu, Bagas Yulianto, menegaskan Bupati dan Wakil Bupati Serang harus sadar bahwa industri bukan satu-satunya ukuran keberhasilan. Realitasnya, pengangguran tetap menjadi momok nomor satu.
Pemerintah tidak boleh hanya berbangga pada jumlah industri, tetapi harus mampu memastikan rakyatnya sejahtera dengan terserapnya tenaga kerja lokal.
Tuntutan Perubahan Nyata
BEM Banten Bersatu memandang bahwa 100 hari pertama kepemimpinan daerah gagal menjawab problem mendasar.
Banyak janji yang belum direalisasikan, terutama dalam aspek pelayanan publik, kesehatan, pengelolaan sampah, hingga transparansi anggaran.
Atas dasar itu, BEM Banten Bersatu menyuarakan tuntutan
1. Pemerintah fokus pada penanganan pengangguran melalui pelatihan, pemberdayaan, dan link and match pendidikan dengan industri.
2. Evaluasi program seratus hari yang cenderung pencitraan tanpa hasil konkret.
3. Tindakan tegas terhadap praktik tambang ilegal sehinggan merugikan lingkungan, hiburan malam ilegal, dan pungutan liar.
4. Peningkatan kualitas layanan publik dan pembangunan infrastruktur sosial yang menjawab kebutuhan rakyat.
Anomali 100 Hari
Koordinator BEM Banten Bersatu menilai, klaim keberhasilan seratus hari kepemimpinan hanyalah seremonial.
Realitas menunjukkan adanya kesenjangan antara visi yang dijanjikan dengan kondisi di lapangan.
“Kinerja seratus hari pertama ini bukanlah capaian, melainkan alarm. Jika dibiarkan, Kabupaten Serang hanya akan menjadi daerah industri tanpa kesejahteraan rakyat. Kami tegaskan, pemerintah harus berpihak pada publik, bukan pada kepentingan kelompok tertentu.” kata Bagas Yulianto, Koordinator Umum BEM Banten Bersatu.
Penutup
BEM Banten Bersatu menyerukan agar pemerintah daerah segera keluar dari pola kerja seremonial dan pencitraan, serta berani melakukan langkah konkret. Rakyat Serang menunggu bukti nyata, bukan sekadar janji.